Monday 29 December 2008

Berhentilah..

Berhentilah untuk terus beranggapan bahwa aku telah siap...
Berhentilah untuk bertanya mengapa aku bersikap dingin padanya...
Berhentilah untuk terus berharap bahwa aku akan memilihnya...
Berhentilah untuk terus berusaha mengenalkan aku dengan lelaki manapun...

Arghhh jalan hidupku, aku yang menentukan...
aku yang menjalani...

karena itu...

Berhentilah mengurusi hidupku...

-feel desperate coz my grandma always ask... when, why... adn who!!-

Monday 22 December 2008

still cant find that feel...

Gue adalah typical orang yang menilai cocok atau enggaknya menjalin hubungan dengan seseorang berdasarkan intuisi dan rasa nyaman, bukan berdasarkan intensitas...Gue akan menilai orang itu cocok kalau gue bisa menjadi diri gue sendiri dihadapan dia. Bukan menjadi orang lain, bukan menjadi sosok yang gue sendiri bertanya "kok gue jadi gini siih?"Gue bisa aja merasa interest dengan seseorang yang baru satu menit kenal, dan sebaliknya gue juga bisa enggak interest sama seseorang meski gue udah sering sms-an, tlp2an, atau mungkin jalan bareng.

Faktor utamanya itu tadi... Saat gue bisa menjadi diri gue yang apa adanya ini (rusuh, jayus, aneh etc) itu artinya gue merasa nyaman bareng dia, itu artinya dia bisa ngambil perhatian gue...

Tapi kalau mendadak gue jadi diem, sok-sok jaim, itu artinya gue belum menemukan kata "nyaman" dalam hubungan tersebut (entah itu persahabatan, percintaan, persaudaraan, etc).

And now... ketika gue berusaha menjalani hubungan dengan "dia"... gue tidak menemukan itu semua. Gue merasa tidak menjadi seorang Rindu yang rusuh, yang doyan pasang tampang orang sakit jiwa, yang kalau nyanyi kayak tikus dijepit.

Gue tidak menjadi seperti itu... saat bersama dia. Meski gue udah sering sms-an, gue kemaren juga udah di culik nemenin di ke undangan nikahan temennya dan di ceng-in sama temen2nya dengan pertanyaan "kapan nyusul?" *pertanyaan yg cuma gue jawab dengan kata HAH*

Lingkungan sekitar gue bilang "Ya udah sih nduuu jalanin duluu, toh lama-lama juga lo nemu feelnya, lo dikenalin juga kan baru..."
dan gue cuma bisa bilang dalam hati... "i cant wait for a long time to find that feel"

egois??? mungkin...

Tuesday 16 December 2008

AKU BUKAN RUMAH KALIAN LAGI*

dedicated to all people who care to global warming issues...


Aku tidak mengerti mengapa mereka begitu jahat padaku, setiap hari mereka menyakitiku dengan segala perbuatannya. Padahal aku tidak pernah menyakiti mereka, aku juga tidak pernah merugikan mereka. Justru aku selalu melindungi mereka, aku yang sudah memberikan tempat tinggal pada mereka, tapi mengapa mereka menyakiti aku?

Mereka juga sudah tidak lagi memperdulikan keadaanku, mereka semakin tak acuh dan bersikap apatis terhadapku. Padahal mereka sendiri yang bilang kalau aku ini sedang sakit. Tapi mengapa mereka tidak berusaha untuk mengobatiku? Salah apa aku?

Dulu nenek moyang mereka merawatku dengan penuh kasih sayang, mereka membuat semuanya terasa sangat sejuk dan menyegarkan. Aku bahagia bisa tinggal bersama mereka, aku juga bahagia Tuhan memilihku sebagai rumah mereka, bukan delapan saudaraku yang lain. Padahal aku punya adik yang jauh lebih besar, yang bisa menampung semua jumlah mereka saat ini.

“Kamu kenapa?” tanya adik pertamaku yang heran karena aku selalu menangis. Namanya Mars. Ya, begitulah mereka menyebu adikku yang berkulit merah keemasan ini.

“Aku sedih, mereka selalu menyakiti aku, mereka sudah tidak memperdulikan aku. Lihat sekarang aku begitu kotor dan rapuh. Mereka bilang aku sedang sakit, tapi mereka tidak mau mengobatiku!” kataku berkeluh kesah.

“Iya, belakangan kulitmu terlihat kusam, tidak lagi segar seperti dulu. Badanmu juga sering demam. Kamu sakit apa?” tanya Mars.

“Aku tidak tahu, yang sering aku dengar mereka menyebut penyakitku global waraming!”
“GLOBAL WARMING? apa itu penyakit menular?” tanya Mars panik.

Kali ini semua kakak dan adikku tiba-tiba ikut melirik kearahku, Mars terlalu keras menyebutkan nama penyakitku. Aku malu.

“Jangan berisik, nanti ibu bangun. Bumi, itu bukan penyakit menular kan?” tanya Venus lembut. Sebagai seorang kakak, Venus sangat memperhatikan aku, mungkin karena ia adalah kakakku yang paling dekat.

“Aku tidak tahu... hanya saja badanku sering kali demam karena pakaian yang melindungiku menipis karena. Manusia juga sering mengeluh mereka kepanasan!” jawabku pelan.

“Kalau mereka mau dingin, suruh saja mereka tinggal bersama si bungsu Pluto!” celoteh kakak tertuaku, Mercury.

“Stt... jangan sebut-sebut nama Pluto sebagai adik kita. Ia akan sedih kalau mendengarnya!” kataku berbisik.

“Lho? Memang kenapa? Kamu mau ikut-ikutan seperti manusia yang sudah menyakiti kamu, berpendapat kalau Pluto bukan keluarga kita? kalau Pluto hanya...” ujar Jupiter, si bongsor.

“Stt... tidak, aku tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja Pluto sekarang ini jadi lebih sensitive semenjak ia mendengar manusia tak lagi menganggapnya sebagai keluarga kita. Karena itu, kita jangan membahas hal ini lagi. Itu akan menyakitkan Pluto!” kataku berpanjang lebar. Adik-adikku yang lain mengangguk.

“Bumi, mengapa kamu tidak mengusir manusia-manusia itu dari tubuhmu? Bukankah mereka sudah menyakitimu sedemikian rupa? Lihat, dulu kulitmu berwarna hijau dan biru. Jika dilihat dari jauh, kamu begitu indah, cantik dan menyegarkan. Sekarang? Kamu terlihat kusam!” ujar Neptunus agak berteriak, mungkin karena jaraknya yang cukup jauh dengan posisiku.

“Iya Bumi, usir saja mereka dari tubuhmu. Mereka hanya akan menyakitimu, mereka tidak lagi menyayangimu seperti dulu!” Saturnus ikut memprovokasi agar mengusir manusia dari tubuhku.

“Kalau aku mengusir mereka, mereka mau tinggal dimana? Mereka belum menemukan rumah yang baru yang bisa dijadikan tempat tinggal!” kataku memikirkan nasib manusia.

“Kenapa kamu harus memikirkan mereka, bukankah mereka juga tidak memikirkan dan tidak memperdulikan kamu? Mereka sudah tidak menganggap kamu sebagai rumahnya. Lagipula bukankah mereka sedang meneliti Mars untuk dijadikan tempat tinggal?” tanya Uranus.

“Heh. Aku tidak sudi jadi tempat tinggal manusia. Jangan-jangan nanti aku seperti Bumi disia-siakan, dikhianati oleh para penghuninya sendiri. Aku tidak mau!” kata Mars mencibir.

Tiba-tiba saja aku jadi teringat percakapan antara bunga mawar dengan kumbang kemarin sore. Mereka sedang membicarakan kupu-kupu hitam putih yang sedang singgah di tangkai bunga kenanga, mawar tampak heran melihat ada kupu-kupu yang berwarna tidak menarik.

“Kumbang lihat, ada kupu-kupu aneh yang hinggap di kenanga!” ujar mawar.

“Oh, itu bukan kupu-kupu aneh. Itu kupu-kupu hitam putih!” kata kumbang sambil menghisap madu milik mawar.

“Kenapa hitam putih? Apa warnanya luntur terendam lumpur...?”

“Stt, ini bukan tentang lumpur. Jangan sebut-sebut lumpur (...) pura-pura lupa saja!” kata kumbang setengah berbisik.

“Oke. Jadi kenapa hitam putih?”

“Karena kupu-kupu hitam putih adalah kupu-kupu yang hilang warna. Ia tidak mendapat spektrum warna dari cahaya matahari” jelas kumbang.

“Kenapa bisa sampai seperti itu?” mawar terus bertanya.

“Karena ia tak lagi berani memandang matahari untuk mengutip tiap candela cahayanya,”

“Lho, kenapa?” mawar heran mendengarnya.

“Kamu tidak lihat, karena langit sekarang berlubang. Bumi sudah tidak mampu lagi melindungi manusia dan makhluk lainnya!”

“Kenapa?”

“Ceritanya, pada suatu hari... kupu-kupu hitam putih yang dulu bernama kupu-kupu merah putih teriak-teriak karena kerajaannya kebakaran. Tapi tak satu pun petugas pemadam kebakaran mendengar teriakan itu, mereka semua tutup kuping, ketika ilalang dan reranting diboikot api,”

“Api betulan atau ‘api’ buatan manusia metropolitan?” tanya mawar haus bertanya. Kumbang berhenti bercerita.

“Jangan potong ceritaku!” bentak kumbang kesal. Mawar mengangguk tanda mengerti, kumbang melanjutkan ceritanya. “Selanjutnya pasukan debu menggigiti langit hingga berlubang!”

“Kalau begitu kita harus berdemonstrasi di kedutaan debu dan api!” kata mawar bersemangat.

“Eh, jangan salahkan debu dan api! Yang salah mungkin petugas-petugas itu, atau mungkin yang salah tukang sulap, yang menyulap zamrud khatulistiwa jadi bungkus ‘Mek Di’...” cegah kumbang.

“Atau mungkin juga yang salah itu... kamu! Kamu yaa?” tuding mawar pada kumbang. Kumbang mencibir dan pergi setelah puas menghisap madu sang mawar, sama seperti yang dilakukan manusia padaku. Setelah puas mengambil semua harta berharga yang tersembunyi dibalik tubuhku, mereka menelantarkanku.

Aku menangis tersedu-sedu mengingatnya, seketika itu juga Venus berusaha merangkulku, menghiburku dengan nyanyian yang tidak aku mengerti bahasanya. Tapi aku yakin, arti nyanyian itu pasti tentang kesedihanku.

“Jangan bersedih lagi bumi, lihat jika kamu sedih es dikepalamu akan mencair. Suhu badanmu nanti tidak karuan lagi!” nasihat Mercury.

“Aku kecewa pada manusia, mati-matian aku melindungi mereka dari segala macam bahaya, tapi mereka malah menyakiti aku. Lihat kulitku berlubang karena perbuatan mereka, suhu tubuhku sering tidak karuan. Kadang sangat panas, kadang sangat dingin. Mereka sudah tidak menyayangi aku lagi!” kataku berkeluh kesah.

“Jangan menggerutu terus bumi, tidak semua manusia jahat kepadamu,” bulan yang sedari tadi tidur kini ikut-ukutan berkomentar. “coba lihat, manusia sudah mulai sadar akan akibat dari perbuatan mereka selama ini padamu. Mereka sekarang sudah mulai memperhatikan lingkungan, ada yang menanam pohon, ada yang mendaur ulang sampah, ada juga yang...!”

“Stop. Awas bumi, ada pasukan bintang yang ingin menabrakmu!” teriak Jupiter menyela komentar bulan.

“Biar saja. Biar manusia tahu rasa!” kataku mengacuhkan peringatan Jupiter. Ya, biarkan saja manusia-manusia itu merasakan akibatnya.

“Bumiiii cepat menghindar, nanti kamu terluka!” teriak Pluto yang sedari tadi tidak bersuara.

“Biar. Aku sudah tidak peduli, biar saja pasukan bintang menghantamku. Biarkan saja, toh aku sudah sakit!”

“Bumi awaaasss...!” kali ini ibuku, matahari yang berteriak.

Dhuaaaaarrrr. Aku tersenyum melihat pasukan bintang melukai sebagian besar tubuhku, tubuhku kini berselimutkan awan kelabu. Sama seperti kumpulan debu yang manusia ciptakan dari bangunan-bangunan besi yang mereka beri nama pabrik. Tidak ada rasa sakit yang kurasakan saat pasukan bintang menyerangku untuk kedua kalinya.

Biar saja manusia-manusia itu merasakan sakit yang pernah aku rasakan, biar saja mereka kebingungan mencari tempat tinggal yang baru. Biar saja, toh aku bukan rumah mereka lagi. Salah mereka sendiri, mengapa mereka sudah tidak mau lagi menjaga dan mengobatiku, buat apa aku harus melindungi mereka?
***

Tak Akan Selamanyaa!

Life must go 'on... iyah bangedss!!!
tapi gimana kalau keadaannya memaksa kita untuk diam di tempat?
memaksa kita untuk terus berhadapan dengan trauma masa lalu?
apa masih bisa life must go 'on?

Buat gue... the answer is...
"YES, you can!!!"

Gue berada diposisi itu beberapa waktu yang lalu
saat gue hampir bisa move on...
jreng...jreng...
tanpa diduga dan disangka, gue malah bertemu dengan orang-orang dari masa lalu
yang ironisnya mereka bukanlah orang2 yang menorehkan kenangan manis

Ralat... lebih tepatnya sempat menaburkan kenangan manis
kemudian menyayatkan luka yang daleeemm
sembuh??? udah pasti bisa...
tapi tetep aja kan yang namanya luka sayatan pasti ada bekasnyaa

Kadang kita emang enggak bisa menerima apa yang udah terjadi di masa lalu,
terus berharap kelak kita bisa mengubah hal-hal yang enggak enak...
tapi faktanya kita enggak bisa ngubah apa yang udah terjadi kan?

Dengan hati?
Ah ya.. jika dijalani dengan hati, semua akan lebih mudah dimengerti.
Jadi kenapa enggak kita coba untuk menerima semua ini dengan lapang hati sih.
Kenapa enggak kita lanjutkan hidup kita tanpa perlu ngungkit2 masa lalu yang nyakitin.

Galzz hidup itu kalau diibaratin kayak ngendarain motor or mobil
fokus kita tetep ke depan kan?
liat ke belakangnya sesekali aja... (itu juga lewat spion..)

So... "Menarilah dan terus tertawa... walau dunia tak seindah surga"

for Alien In the Galaxy:
see? I'm on earth now...
I can walk...
I can sing...
I can do what I want to do...
whatever happened with me at past...
Life must go on... (take a breath)

Friday 12 December 2008

Mulaii menuliss lagiii...

haduuuhhh tampaknya sudah waktunya gue punya situs pribadi...
tulisan gue terlalu banyak tersebar diberbagai media curhat hhaa...

Oh ya kayaknya sekarang orang2 lagi pada demam facebook ya.

Basii banget yaa, gue mah udah punya dari Tahun Kemaren... Sombongnyaaa...Hhahaha


Well... thankss before. Thanks for make me smile today

Account di wordpress gue akhirnya ketemuuuu

Gila udah ampir 3 tahun gue gagh buka blog gue di wordpress.
Waktu itu gue masih dudul soalnya soal wordpress. Ditambah lagi gue ngasal aja bikin usernamenya sama passwordnya...

ehhh tadi pas ngubek2 email, ternyata masih ada salinan data dari Wp...

ohhh yokattaa...

Hihihi

Gila ya gw emang maniak banhet sama teknologi menulis Online. belum lagi diary dalam wujud nyata... hho bakat banget dah gw jadi seorang Penulis.hhahahaha

Udahan yaa saya mau reunian sama si wordpress. :p

Iseng ajah

Hai Hola
Iseng aja pengen nampilin foto ini...

ahahahhaha


Thankyoouuuu
regrad









rindu

Holaa Haloo

Nemu tempat nge-blog yang baruu:

www.namasayahrindu.multiply.com

:D

Mampirrr yaaa...

Haluuuuu semuuaaa

Haiii, Rindu Here...

Fuuhh finally i found username and password of this blog...

Ini adalah blog pertama yang gue bikin di blogspot, tapi berkat kedudulan gue... gue lupa username berikut password nya...

Waktu gue bikin blog ini sekitar tahun 2005-an...
tapi belum sempet gue apa-apain coz masih buta bangets sama blogspot...

hhhooo akhirnyaaa

well enjoy reading yapss

regrad









rindu

Wednesday 10 December 2008

Mabur..Sapi mabur..

Kayaknya baru kemaren, gw+nyokap ketawa2 liat berita tentang sapi mabur di Jakarta.

Eeh..Taunya barusan pas shalat ied di komplek gw mw dimulai, dari sebelah kanan lapangan tmpat shalat ied muncul sapi tak dikenal.

Awalnya orang2 masi anteng2 aja,ibu2 dpan gw juga cuma nyeletuk "eh eta aya sapi,ti mana jol na nya?" (eh itu ada sapi,dari mana datengnya ya?)..

Tapi beberapa detik kemudian,orang2 mulai panik coz itu sapi masuk ke area shalat dan lari-larian. Saf-saf yang sebelumnya rapih mendadak berantakan. Orang2 pada ngehindarin sapi tsb..

Ibu2 mah udah jelas jejeritan ketakutan..

Gw? Cma cengo,nyokap gw mah udh jelas panik n meluk gw terus..

Shalat ied pun tertunda beberapa menit.. Coz sapinya masih lari2an dilapangan..

Beruntung gak ada korban disruduk itu sapi.. Korban jantungan mah udah jelas ada..

Sampai notes ini di post, si sapi masi belum balik ke tempat asalnya di kampung sebelah..

Mungkin si sapi stress, pingin travel dulu di perumahan gw sebelum akhirnya dia travel ke surga..

Gw udh pingin ngerekam itu moment.. Tapi henpon gw dirumah.. Padahal gw kan bisa komersilin itu video, gw kirim ke metro.. Hhe

 

 sapi maburnya mirip2 ini-nii

(Mabur.. Sapi mabur.. dipublish di notes facebook @ Senin, 8 Desember  7:48am)

Friendsternya rindu

http://www.friendster.com/itsumoganbare
ini fs ndu,,, yang punya fs dan belum jadi temen... di add yaa

HEADACHE Stadium 4...!!!

fuiihhh... kemaren gue balik ke Depok setelah liburan Idul Adha di Sukabumi. Meskipun kalau gue boleh milih ni, gue masih betah di rumah... makanan lagi pada enak-enak semua hhe...

Gue berangkat dari Sukabumi sekitar jam setengah sembilan pagi. Rencana awalnya sih pingin naek bis AC, eeh pas nyampe terminal bis AC nya masih kosong bangedss. Jadi gue memutuskan untuk naek mobil canggih abad ini L300 jurusan Sukabumi-Bogor... [buat yang gagh tau mobil canggih ini, ini mobil hobbynya nyalip meskipun depan ada truk segede apa tau, ngebutnya pun tobb abiss f1 kalah lah, OK gue lebaayy].

Didalam mobil canggih, posisi duduk gue gak enak banget. Gue diapit ama bapak2 yang badannya gede, dah gitu dibelakang ada ibu2 yang marah2 coz anaknya nangis mulu oh nasipp... Gue mencoba bertahan, mau tidur enggak bisa, nyender sakit, pingin baca buku tapi gagh bawa buku bacaan oh nasipp lagii...

2 jam kemudian gue udah nyampe Bogor dengan kondisi super kucel... muka gue udah enggak jelas juntrungannya lah. Segera saja gue menuju stasiun Bogor dengan niat mulia "naek KRL ekonomi".

But, guess what? baru aja nyampe depan stasiun gue udah ngeliat antrian penumpang yang jumlahnya bikin gue teringat peristiwa hilangnya henpon gue di KRL. Tapi apa daya, udah terlanjur juga gue nyampe stasiun.

Akhirnya gue beli karcis krl ekonomi seharga 2ribu rupiah tersebut dengan perasaan gundah gulana. Entah kenapa kepala gue senut-senutan gitu pas liat kerumunan orang2, tapi aku harus bertahan demi nyampe di Depok sebelum kuliah kedua dimulai. 10 menit kemudian keretanya belum muncul-muncul, guepun dengan cueknya duduk aja di pinggiran rel sambil minum air mineral yang dibawa khusus dari rumah.

Setelah hampir setengah jam nunggu ada berita kalau KRL ekonomi akan masuk jalur 7, gue buru-buru pindah posisi (sebelumnya gue ada dijalur 5). Beuuhhh begitu kereta dateng... orang2 rebutan masuk, padahal harusnya kan ngeduluin penumpang yang mau turun ya? dasar Indonesia... Jyaa gue pun akhirnya bisa masuk juga, meski harus berdiri dan desek-desekan ma penumpang yang lain. Yaa itulah resiko kalau naek KRL..=(

BTnya itu kereta gagh langsung jalan... diem dulu lamaa bangeed... nah disaat menunggu keberangkatan ini kepala gue senut-senut lagi, perut udah mulai mual, badan sama muka gue udah basah kuyup sama keringet dingin, dan yang bikin gue dag-dig-dug pandangan gue udah kunang-kunang... udah bisa dipastikan gue hampir aja pingsan di kereta.

Daripada gue pingsan didalem kereta... gue pun memutuskan jongkok dulu... (iyaa jongkok didalem kereta yang penuhnya kayak apa tau itu)... baru beberapa detik jongkok, ibu didepan gue langsung nyuruh gue duduk disampingnya (waktu tuh bangkunya didudukin sama cucunya yang masih kecil).

Awalnya gue nolak, tapi karena ibu2 satu lagi ngotot gue duduk aja... mereka bilang sih muka gue pucet banget... Ibu pertama langsung mijitin tengkuk gue, ibu kedua ngelus2 punggung gue... udah berasa kayak anak mereka aja de.. Emang sih senut2nya berkurang (thanks a lot to kedua ibu tersebut yang rela mijitin gue)... tapi gue masih ngerasa gagh enak ajaa, pandangan gue masih kadang2 kunang2...

fuiihhh headache stadium 4 nii hhe So dari kemaren mpe sekarang, yang gue lakukan adalah istirahat dan mijit2 kepala gue yang-rasanya-udah-pingin-dijedagin-ke-tembok.

jadi inget plesetan temen gue... my head will go on hha

Wednesday 3 December 2008

He as my obsesion

Sebenernya ada beberapa hal yang pingin gue posting di blog ini, tapi agak males juga copy-paste dari notes gue di facebook... ntar lah kapan2 kalau gue onlen di rumah saja...

Nah sekarang yang maw gue ceritain adalah tentang tugas bahasa inggris tadi siang...

Bapak Dosen tercinta kami menugaskan untuk membuat paragraf yang mendeskripsikan tentang:

a. member of family

b. your classmate

c. person that you love or you hate

bagian (a) gue tidak mengalami kesulitan, gue ceritain aja ade gue yang hyper aktif itu, bagian (b) juga lancar2 aja... nyeritain tentang minati... nah pas bagian (c) gue memilih untuk mendeskripsikan orang yang gue suka... lha tapi kok pas gue mulai nulis tentang dia malah jadi curhat ya???

awalnya masih nyambunglah sama tugasnya... gue ceritain secara fisik dan lain-lainnya nahh pas di ending cerita kok gue dengan dudulnya menulis

"I love him so much, but he does'nt feel the same with me!" lhoooooo???

arghhh udah nulisnya ngacok malah curhat lagi... sutralah yaaa

hhaa