Wednesday 16 June 2010

My Side

Dalam ketiadaan, aku mencari, berusaha terus memahami arti suratan Tuhan.
Tapi akalku masih tak sanggup mencerna, hatiku  masih tak sepenuhnya menerima.
Kamu benar-benar hilang.
RALAT.
Aku yang menghilang tanpa kata.

Aku tau, aku tak pernah bisa menggantikan dia.
Aku rasa aku sudah cukup lama berdiri bersama kamu, seperti itu.
Dengan bayang dia yang ada dimata kamu.
Aku tak sanggup lebih lama lagi begini.
Cukup.

Aku bukan Kebo, aku ini Dinosauruss yang bisa menerkam siapa saja semauku.

Tunggu.

Dinosaurus sudah punah ya???

Ah Pantassss....

Saturday 12 June 2010

Pembenaran Atas Diri Sendiri

Ok... lagi kerajinan ni gue hari ni, nulis blog lagi.
Wokeeh... lanjut aahh... jangan bosan ya kawan-kawan (lha emang ada yang baca blog gue ini?)hhi

Eniwei... waktu tu (lupa kapan) gue sempet nyasar baca blognya senior gue, kata2nya yang hendak gue kutip adalah: "sabodo teuing, tulisan-tulisan aing, blog-blog aing, aya nu maca atawa henteu, kumaha aing we!" heu-heu translatenya "sebodo amat, tulisan-tulisan gue, blog-blog gue, ada yang baca atau gak, terserah gue aja!"

Emang sih sound desperate abis, tapi gue juga ngalamin hal yang sama. Sempet mikir buat apa sih nulis-nulis gini, toh orang-orang juga belum tentu baca, tulisan gue di blog atau notes kan kebanyakan tulisan gak penting yang isinya juga gak jauh dari CURHAT.hha

Tapi emang dasarnya gue adalah orang yang doyan bercerita, cerita apa aja. penting gak penting. Maka berceritalah gue... di blog, notes, diary. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sendiri.

Blog-notes fb, mudah diakses orang, gak bisa sembarangan cerita, gak keliatan ekspesinya coz bukan tulisan tangan, tapi asiknya bisa langsung dapet komentar dari orang-orang.

Diary, mau nulis sepanjang apa juga sok mangga, mau pake warna apa, ditempelin apa, mau cerita apa aja juga lebih bebas, coz emang sifatnya personal, mau pake bahasa apa juga bodo amat, grammar salah, kanji ngaco, gak akan diketawain orang2. Tapi gak bisa dapet tanggapan dari orang lain, kecuali lo mau orang-orang tau aib lo.hha

Tapi hari ini gue terdiam dan mikirin kata-kata yang dilontarkan oleh seseorang tadi lewat telepon:
"Kenapa kamu suka nulis diary? karena kamu takut. Takut ditolak, takut gak diterima dimana aja, kamu takut hati kamu gak siap, dan karena itulah kamu menulis diary. Karena kertas diary kamu gak pernah nolak untuk kamu tulisin, kertas-kertas itu selalu siap menerima apapun. Mereka selalu siap menerima pembenaran atas diri kamu sendiri"

Kata-kata yang menjatuhkan gue meski gue mengakui mungkin dia benar. Gue gak siap untuk semua ni, karena itulah gue mencari pembenaran atas diri sendiri. Mencari-cari bahwa gue berhak kecewa atas apa yang terjadi sama gue, dan tanpa sadar gue telah menenggelamkan lagi kepercayaan diri gue.

Menilik posting gue sebelumnya berjudul "Pahit", gue bisa menemukan itu semua... Menemukan bahwa, Ya! gue mencari pembenaran atas diri sendiri. Pembenaran bahwa gue bersalah, bahwa gue lemah, bahwa gue rendah, pembenaran bahwa dia mungkin memang hanya sekedar memanfaatkan rasa penasaran gue juga.

Selama ini, semua orang membela gue, padahal yang gue butuhin bukan pembelaan, gue butuh dihadapkan pada realita. Gue butuh mereka yang berkata "Ya lo salah selama ini", hanya diary yang mampu menerima itu semua, hanya diary yang mau ngikutin apa yang gue bilang, karena mereka selalu menerima dan tak pernah menolak.

Dan gue? manusia yang takut dan belum siap...

"Sometimes it's hard just to be yourself
I know You Know
So close to tears wanting to give up
I felt all alone"

(ending yang gak nyambung, but i like this lyric)

Friday 11 June 2010

Pahit

Lama juga gak apdet multiply. ajang nyampah dan curhat gak penting.

Hmm... apa lagi yang mau gw ceritain di sini???
Cuma sekedar sampahan karena gak tau harus cerita sama siapa, atau ya seperti yang selama ini gw bilang. Gw mungkin terlalu lebai menghadapi semua ini!!!
Lebai karena gak pernah ngalamin kejadian kayak gini sebelumnya.

Seperti inilah aku saat ini, terdiam larut dalam rasa kecewa.
Mengapa perempuan selalu seperti ini??? terlalu memikirkan apa yang terjadi.
Mengapa tidak mencontoh para pria??? kembali menjalani kehidupannya dengan cuek, tanpa beban, tanpa memikirkan lagi kejadian yang lalu.
Kemudian membiarkan semuanya menguap dihembuskan angin2.
Lalu??? Selesai... kembali ke jalannya dan melangkahkan kakinya kedepan tanpa beban tanpa ada yang perlu dipikirkan lagi.

Aku ingin seperti itu. ingin kembali seperti dulu membiarkan semuanya menguap.
Membiarkan semua kenangan itu diterima oleh hati nurani.
Memaafkan diri sendiri, memaafkan setiap kesalahan yang terjadi.
Kemudian melangkahkan lagi kaki ke depan.
Menggapai mimpi yang masih harus diwujudkan dan diraih dengan gemilang.

Pahit hari-hari sebelum ini akan aku selesaikan. Segera!!!

Secepatnya...