Sunday 26 September 2010

Aku Benci Melihatnya

Ketika air mata jadi saksi bisu untuk sebuah rasa sakit.
Ketika amarah menguasai hati saat mata menangkap bayang itu walau hanya sedetik.
Aku hanya bisa diam, menghempaskan bayang perih dan kecewa.

Ketika kepercayaan dibalas dengan kebohongan.
Ketika kebaikan disalahartikan dan disalahgunakan.
Aku lagi-lagi diam berharap Tuhan memelukku dalam balutan keikhlasan.

Tapi aku bukan malaikat, yang selalu diberikan jalan yang benar.
Aku manusia yang sewaktu-waktu juga bisa tersesat.
Terpojok dan terjerembab dalam jurang bernama kecewa.
Sudah cukup lama menahan sakit dan kecewa ini,
Sudah cukup muak menutupi semua kebohongan dan kepalsuan ini.

Ah… Mungkin ini karena rasa iri.
Iri karena Ia bisa melangkah jauh dan menggapai harapan baru, melupakan kekhilafannya.
Sementara aku masih saja merasa trauma dan ketakutan atas apa yang ia goreskan padaku.
Iri karena Ia bisa bercanda tawa, menikmati hari.
Sementara aku masih sering terbangun dimalam hari menangis dan memohon pengampunan Tuhan.

Mungkin juga ini karena rasa marah.
Marah karena semudah itu ia mengatakan “Aku khilaf” tapi tidak diiringi dengan pembuktian.
Marah karena secepat itu ia berlalu tanpa permisi tanpa basa-basi.
Marah karena ternyata aku dibutakan oleh “kepolosannya” yang lagi-lagi itu palsu.

Mereka bilang aku berubah.
Mereka bilang sekarang aku lemah.
Mereka bilang sekarang aku hiperbolis.
Mereka bilang sekarang aku terlalu melankolis.
Siapa peduli mereka bilang apa, Ia juga tidak. Tidak akan

Ahh DAMN. Lagi-lagi aku menangis dan tertawa bersamaan.
Menangisi dan menertawakan diri sendiri.
Mungkin dimasa yang akan datang akan tetap ada senyum untuknya.
Bukan karena sisa cinta tapi karena indahnya IKHLAS untuk memaafkan.
Tapi tidak sekarang, tidak saat ini.

Ah ya itu karena aku Manusia.
Manusia yang masih dan terus belajar.
Belajar memahami meski tak sehati.
Belajar bersabar meski terbebani.
Belajar ikhlas meski tak rela.

Aku benci melihatnya tertawa!

September 24rd, 2010. @my greenrooms

No comments:

Post a Comment