Wednesday 19 November 2014

Kicauan Tentang BBM*


HeyHoo...

Sekian lama gak nulis di blog, hari ini gue berhasil mengalahkan rasa malas untuk menuangkan sebagian pikiran gue di blog ini.

Topik posting ini gak jauh dari topik terpanas di tipi-tipi yaitu tentang BBM.

Gue pribadi sebenernya gak setuju BBM naek, karena BBM naek = semua harga ikutan naek, tapi gaji belum tentu naek, omset dagangan OLShop belum tentu naek juga. #EhMaafCurhat

Gue masih berusaha positif thinking, dan meng amini bahwa rezeki orang emang gak akan tertukar, Allah pasti akan membuka rezeki rakyat Indonesia lebih besar lagi. Aamiin

Gue masih berusaha positif thinking, terhadap pemerintah, iya mungkin beban pemerintah sebenernya buanyak banget, dan mungkin si BBM ini adalah yang paling banyak nyedot anggaran pemerintah, ya mungkin ya, karena gue gak tau keuangan pemerintah yang sebenernya.

Gue masih berusaha positif thinking, terhadap pendukung kenaikan BBM ini. Karena mungkin mereka sudah melihat bahwa jumlah pendudukan yang miskin cuma dikit, cuma sepengihatan matanya aja. Ya Mungkiiinn loh ya.

Tapi, ditengah ke-positif thinking-an gw ini. Udah lama banget gue suka bilang dan nanya ke orang-orang, sejak pemerintahan Opah BeYe dulu waktu naekin BBM (meski saat itu minyak dunia emang lagi naek), dan ketika sekarang pemerintahan Amang Owi yang kemaren naekin harga BBM (meski saat ini minyak dunia lagi turun).

Apa yang gue bilang dan tanyain ke orang-orang?

"Kenapa harus BBM yang di naekin sih? kenapa gak pajak kendaraan pribadi non muatan ala pick-up yang dinaekin, parkir dimahalin, tilang dimahalin juga?" (Inget KENDARAAN PRIBADI bukan UMUM)

Kenapa? Iya kenapa gak elemen itu aja yang dinaekin?

Kan yang bikin pemerintah nyaris frustasi akibat BBM ini adalah pengguna BBM ini mayoritas pengguna kendaraan pribadi, yang membuat BBM subsidi ini gak tepat sasaran. Jadi kenapa gak sekalian naekin pajak, parkir, tilang juga.

Gue selalu berandai-andai, parkir di Indonesia harganya perjam nya bisa nyampe puluhan ribu, tilangnya minimal lima ratus ribu, pajak kendaraannya pertahun minimal buat motor dua jutaan, pajak mobil pertahun minimal 10jutaan, dan yang paling gue andai-andai adalah gak boleh ada yang beli kendaraan dengan sistem nyicil semua harus KONTAN bin LUNAS.

Kok lo jahat sih? artinya orang miskin gak boleh punya kendaraan bermesin gitu?

IYA emang mestinya gitu, biarin aja yang punya kendaraan cuma orang yang kaya dan mampu beneran. Biar orang-orang beralih ke kendaraan umum. Karena cuma kendaraan umum yang pajak dan parkirnya ringan (tilang harus tetep mahal biar pada displin berlalu-lintas juga).

At least dengan gitu masyarakat mikir ulang kalau mau beli kendaraan, kalau punya kendaraan lebih displin juga karena tarif tilang ratusan rebu. Mau beli kendaraan juga mesti nabung karena mesti kontan dan pajaknya mahalan, parkir juga gak mau lama-lama karena mahal juga.

Tetep aja transportasi umum di Indonesia mengkhawatirkan, udah gitu akses ke rumah/ kantor gw susah!

Ya mengkhawatirkan karena mereka kalah saing sama kendaraan pribadi yang diobral cukup dengan fotokopi KTP+KK+slip gaji sudah bisa membawa motor. Balik lagi seperti yang gue bilang, kalau elemen pajak, parkir, dkk itu dinaikin berkali-kali lipat, menurut ngana seberapa banyak orang yang mau bawa mobil/ motor pribadi? mau kerja bawa motor, perjam parkirnya 10rb di kali minimal 8jam kerja, sehari buat parkir doang abis 80 ribu, belum lagi biaya BBM nya. Gaji lo cuma 3,5 juta. emmmmmm masih mau bawa motor?

Akses ke rumah/ kantor susah? kan jadi peluang buat dishub buka trayek angkutan baru juga kan? atau lo jadi sehat karena bisa sepeda-an dan jalan kaki-an, atau kalau mau lebih kece rollerblade/sepatu roda-an

Pajak dari kendaraan gak akan nutup subsidi ini itu buat rakyat mba!

Setidaknya pemerintah gak berat banget kebebanin subsidi BBM, karena pada saat diterapin pajak+parkir mahal ini, yang beli BBM pastinya orang yang punya kendaraan, yang insya allah orang mampu.

Iyalaah mampu, pajak ma parkir aja mahal. Beli mobil ma bayar parkir mampu masa BBM gak mampu? Setidaknya kalaupun pemerintah naekin BBM kayak sekarang, yang ngeluh bukan masyarakat kecil yang kena imbas kenaikan aneka barang-barang lainnya.

Lo tau Indonesia kan? Pajaknya bisa di korup sist!

Loohh kan kita katanya mau revolusi mental dan revolusi birokrasi, bisa laaah pecatin-penjarain itu yang suka tilep2 uang hasil tilang.

Kok pemikiran lo cetek banget sih sis??

Ya, gue kan di awal udah bilang, gue cuma berandai-andai. Kan konsumsi BBM subsidi ini katanya banyak dipake oleh kendaraan pribadi, ya kalau gitu biar tepat sasaran BBM nya dan gak nyengsarain rakyat kecil, mending sengsarain yang punya kendaraan pribadi biar beli pertamax atau shell plus.

Kalau gitu industri otomotif bisa mati karena gak ada yang beli!

Kalau menurut gue jumlah kendaraan di Indonesia terutama di kota Besar itu udah kebanyakan, kepikir gak kalau dengan gitu jalanan bisa lebih lenggang dan gak ada macet. Lo masih pilih industri otomotif yang turun omset daripada negara yang defisit karena masalah yang itu-itu mulu? (BBM subsidi mulu kan alesan pemerintah defisit?).

Kalau menurut gue dengan aneka biaya kepemilikan kendaraan yang mahal dan sulit ini, yang pake BBM jadi dikit. Kalau dikit, beban subsidi juga jadi berkurang.

Stok BBM amaan, subsidi amaan...

INGAT perumpamaan ini buat kendaraan PRIBADI bukan buat KENDARAAN UMUM, KENDARAAN PENGANGKUT BARANG dan PERAHU NELAYAN.

dan Ingat juga ini cuma opini pribadi semata, kalau ada yang berpendapat lain, yuk mari di share, biar gue ada pencerahan lain dan tetep positif thinking.

*Ditulis oleh orang yang sedang berandai-andai dan lagi pengen eksis ngomentarin BBM biar kayak pengamat dadakan lainnya.

Sekian dan Sampai Jumpa.

No comments:

Post a Comment